ARTIKEL SEMINAR
Nama Seminar: Rancang Bangun Alat Pengukur Curah Hujan (APCH) Online
sebagai Sistem Monitoring Cuaca di Kecamatan
Cilengkrang
Narasumber:
Ferdian Yunazar
Tanggal
seminar: 20 september 2012
Tempat
seminar: Bandung
Rangkuman:
Teknologi informasi komunikasi saat ini memegang
peranan yang sangat penting dalam kehidupan kita sehari-hari. Kebutuhan
masyarakat akan informasi dan komunikasi yang terkini merupakan suatu hal yang
mutlak di jaman yang serba online saat ini. Pusat Penelitian Informatika LIPI
dengan produk stasiun cuaca yang terintegrasi secara web dapat memberikan
informasi mengenai keadaan cuaca pada suatu tempat dengan realtime. Hasil
pembacaan sensor-sensor cuaca pada stasiun cuaca tersebut dapat di tampilkan
pada web dan di akses secara online. Sehingga hal ini dapat memudahkan pengguna
ketika ingin mengambil data-data dari stasiun cuaca yang telah terpasang.
Dengan menggunakan stasiun cuaca LIPI yang terintegrasi secara online tentunya
pemerintah setempat menjadi cukup terbantu karena informasi mengenai curah
hujan dan kemungkinan banjir dapat di deteksi lebih dini.
Curah
hujan sebesar 1 mm artinya adalah “tinggi” air hujan yang terukur setinggi 1 mm
pada daerah seluas 1 m2 (meter persegi). Artinya “banyaknya” air hujan yang
turun dengan ukuran 1 mm adalah 1 mm x 1 m2 = 0,001 m3 atau 1 liter.Jadi misal
suatu daerah pada suatu hari memiliki curah hujan sebesar 8000 mm, dan wilayah
itu memiliki luas 100 km2, maka jumlah air yang “turun” di daerah itu adalah
8000 mm x 100 km2 = 8 x 1011 liter. Jika air sebanyak itu jatuh ke bumi dan
tidak langsung mengalir atau meresap ke dalam tanah, maka dapat diperkirakan
berapa luas daerah yang tergenang air itu. Sebagai contoh : luas wilayah yang
tergenang air setinggi rata-rata 1 meter di area hujan tadi adalah 8 x 1011
liter / 1 m = 8 x 108 m2 = 800 km2.
Intensitas curah hujan dapat
dikelompokkan menurut tingkat presipitasi:
a. Gerimis : ketika
tingkat presiptasinya < 25 millimetre (0.98 in) per jam.
b. Hujan sedang : ketika
tingkat presiptasinya antara 25 millimetre (0.98 in) – 76 millimetre (3.0 in)
atau 10 millimetre (0.39 in) per jam.
c. Hujan deras : ketika
tingkat presiptasinya > 76 millimetre (3.0 in) per jam, atau antara 10
millimetre (0.39 in) dan 50 millimetre (2.0 in) per jam.
d. Hujan badai : ketika tingkat
presiptasinya > 50 millimetre (2.0 in) per jam.
Sensor Curah Hujan
Pada
kegiatan ini perangkat sensor penakar hujannya menggunakan Tipping Bucket.
Dimana pada saat bucketnya saling berjungkit, secara elektrik terjadi kontak
dan menghasilkan keluaran nilai curah hujan.
Sensor Metpak
Metpak
Pro merupakan sensor cuaca yang dapat mengukur beberapa parameter yaitu,
kecepatan angin, arah angin, temperatur udara, kelembaban udara, tekanan udara
dan titik embun.
ATMega8535
Mikrokontroler
ATMega8535 merupakan mikrokontroler 8-bit teknologi CMOS dengan konsumsi daya
rendah yang berbasis arsitektur enhanced RISC AVR. Dengan eksekusi
instruksi yang sebagian besar hanya menggunakan satu siklus clock,
ATMega 8535 mencapai throughput sekitar 1 MIPS per MHz yang mengijinkan
perancang sistem melakukan optimasi daya versus kecepatan pemrosesan.
Kesimpulan
Hasil
dari kegiatan ini telah menghasilkan sebuah prototype alat pengukur curah hujan
yang dilengkapi dengan sensor Metpak Pro yang dapat mengukur arah dan kecepatan
angin, suhu udara, kelembaban udara, tekanan udara dan titik embun. Sistem ini
sudah berfungsi dengan baik dimana data-data hasil pengukurannya sudah dapat
diakses oleh masyarakat yang membutuhkan data-data tersebut melalui jaringan
internet.
Komentar:
Komentar saya mengenai pembahasan
materi seminar ini sudah lumayan baik, cara pemberian materi juga cukup jelas
disampaikan oleh narasumber, namun masih ada beberapa materi yang sulit untuk
dimengerti misalnya hasil dari data curah hujan yang sebagian orang awam
bingung untuk melihatnya jadi akan terlihat agak membingungkan bagi yang belum
mengerti sepenuhnya tentang materinya bila tidak memperhatikan sejak awal
pembahasan.